Sakramen Baptisan Kudus
Kata baptis berasal dari bahasa Yunani yaitu baptizo. Kata ini memiliki makna membasahi atau menyelamkan ke dalam air. Baptisan memiliki makna bahwa kita telah menenggelamkan kehidupan duniawi kita ke dalam kematian Yesus Kristus dan selanjutnya dibangkitkan oleh Kristus menjadi ciptaan yang baru (Roma 6:4). Oleh karena itu, orang yang telah dibaptis tidak lagi hidup seorang diri saja. Ia memiliki kehidupan yang baru bersama Kristus karena telah diselamatkan. Selain itu, ia juga hidup bersama persekutuan jemaat sebagai sesama anggota keluarga Allah. Inilah arti sakrame dalam bapitsan kudus yang perlu anda ketahui sebagai berikut:
- Dalam menerima baptisan kudus, kita perlu mengingat bahwa bukan kita yang memilih untuk dibaptis. Yohanes 15:16 berkata “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Baca juga: Ekklesia)
- Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” Allah sendiri yang memilih kita untuk diselamatkan.
- Allah yang terlebih dahulu mengasihi umat manusia sehingga Ia memberi kesempatan kepada kita untuk mendapatkan baptisan kudus. Ini semua hanya karena anugerah-Nya, sola gratia.
- Dengan begitu, penting bagi kita untuk benar-benar mengalami hidup bersama Kristus serta bersama persekutuan jemaat secara seimbang. (Baca juga: Menjadi Murid Kristus)
- Gereja mengenal dua cara membaptis yaitu baptis percik dan baptis selam. Seringkali cara-cara ini menjadi pertentangan tentang mana yang lebih benar.
- Gereja Pantekostal menganggap bahwa baptis selam lah yang benar dan alkitabiah. Hal ini didasarkan karena Yesus sendiri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dengan cara diselam. Jika kita baca kisah pembaptisan Yesus pada Matius 3:13-17, dikatakan pada ayat 17 bahwa Yesus segera keluar dari air dan kemudian hal ini diindikasikan sebagai cara baptis selam.
Pandangan ini tidak salah. Namun, menganggap bahwa baptis selam lah yang paling benar tidak tepat. Hal ini seakan memberikan pemikiran bahwa teknis yang digunakan menyelamatkan manusia. Padahal bukan teknisnya, tetapi iman orang yang dibaptis kepada Kristus yang menyelamatkannya. Maka dari itu, tidaklah penting mempersoalkan bagaimana teknisnya. Semua baik adanya asal dilakukan dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus serta orang yang dibaptis sungguh berkomitmen untuk mengikut Yesus. (Baca juga: Cara Bertobat Orang Kristen) Hal lain yang sering menjadi perdebatan adalah mengenai baptis ulang. Beberapa gereja menuntut jika ada jemaat baru yang masuk ke gerejanya, ia harus dibaptis di gereja tersebut bahkan meski ia sudah dibaptis sebelumnya. Kita perlu mengingat bahwa baptisan merupakan meterai dari Allah. Jika kita baptis ulang, kita menyepelekan baptisan kita sebelumnya. Parahnya, hal ini berarti kita menyepelekan apa yang telah Allah berikan kepada kita. Oleh karena itu, seharusnya seorang percaya hanya cukup dibaptis sekali seumur hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar